Parepare, 7 Oktober 2025 — Pusat Moderasi Beragama LP2M Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menggelar Seminar Nasional bertajuk “Kurikulum Cinta dan Ekoteologi: Paradigma Baru Pendidikan Humanis, Moderat, dan Religius” di Ruang Seminar Perpustakaan Lantai IV, Ahad (5/10/2025).
Kegiatan ilmiah ini menghadirkan dua narasumber nasional:
- Prof. Dr. H. Andi Salman Maggalatung, S.H., M.H., Tenaga Ahli Kementerian Agama RI, dan
- Dr. H. Muhiddin Bakry, Lc., M.Th.I., Kepala Pusat Moderasi Beragama LP2M IAIN Parepare.
Acara dimoderatori oleh Dr. Musmulyadi, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M IAIN Parepare, yang dihadiri ratusan mahasiswa dan dosen IAIN Parepare.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. M. Ali Rusdi, M.Th.I., dalam sambutan pembukaannya, menegaskan bahwa gagasan Kurikulum Cinta yang dicanangkan oleh Kementerian Agama RI merupakan terobosan penting dalam dunia pendidikan Islam modern.
“Kurikulum ini bukan berbicara tentang cinta dalam arti sempit seperti cinta asmara, tetapi cinta yang bersifat spiritual — cinta yang memanusiakan manusia, menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan, serta membangun paradigma pendidikan yang humanis, moderat, dan religius,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang kepada kedua pemateri nasional yang telah hadir untuk membersamai sivitas akademika IAIN Parepare dalam diskusi yang relevan dengan semangat Kampus Akulturasi — kampus yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam, kearifan lokal, dan semangat kebangsaan dalam satu harmoni pendidikan.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Andi Salman Maggalatung dalam paparannya menyampaikan bahwa konsep Kurikulum Cinta dan Ekoteologi adalah paradigma baru pendidikan Islam yang menghubungkan nalar, rasa, dan spiritualitas.
“Saya sangat senang bisa hadir di kampus ini. IAIN Parepare memiliki atmosfer akademik yang indah dan potensial untuk menjadi UIN. Ini kampus yang sudah layak naik tingkat,” ungkapnya disambut tepuk tangan peserta.
Prof. Salman menambahkan bahwa Kurikulum Cinta merupakan bentuk penyempurnaan dari gerakan moderasi beragama yang menanamkan nilai cinta kepada tanah air, sesama manusia, kehidupan damai, serta alam dan budaya.
“Jika nalar adalah cahaya, maka cinta adalah kehangatannya. Pendidikan sejati harus menyalakan keduanya,” ujarnya penuh refleksi.
Sebagai pemateri kedua, Dr. H. Muhiddin Bakry, menjelaskan bahwa Kurikulum Cinta adalah nafas baru dalam penguatan moderasi beragama, dengan cakupan yang lebih luas dan menyentuh ranah kemanusiaan universal.
Ia memaparkan empat indikator utama Kurikulum Cinta:
- Cinta Tanah Air, sejalan dengan komitmen kebangsaan;
- Cinta Sesama Manusia, sebagai bentuk toleransi;
- Cinta akan Hidup Damai, sebagai penolakan terhadap kekerasan; dan
- Cinta Lingkungan (Alam dan Budaya), sebagai wujud penghargaan terhadap ciptaan Tuhan.
Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa cinta adalah nilai dasar universal yang mampu menyatukan keberagaman.
“Cinta melampaui sekat agama, etnis, dan budaya. Ia adalah jembatan kemanusiaan yang menyatukan perbedaan,” tuturnya.
Melalui seminar nasional ini, Pusat Moderasi Beragama LP2M IAIN Parepare kembali menegaskan komitmennya dalam menyemai nilai-nilai moderasi, cinta, dan ekoteologi Islam di perguruan tinggi. Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata penguatan visi IAIN Parepare sebagai Kampus Akulturasi, tempat bertemunya nilai Islam, budaya lokal, dan semangat kebangsaan dalam membangun peradaban yang damai dan berkeadaban.
Dokumentasi kegiatan Seminar Nasional Kurikulum Cinta dan Ekoteologi, Ahad (5 Oktober 2025).