Skip ke Konten

PSGA IAIN Parepare–Polres Perkuat Sinergi Cegah Kekerasan Seksual di Parepare

LP2M– Dalam upaya memperkuat sinergi antara lembaga akademik dan aparat penegak hukum, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Parepare melaksanakan audiensi ke Polres Kota Parepare. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala PSGA, Nur Afiah, M.A., dan diterima oleh Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polres Parepare, AKP Dewi Natalia, Rabu (7-8-2025).


Audiensi ini bertujuan untuk menjajaki peluang kolaborasi dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan penanganan dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan. Sasaran utama kegiatan ini adalah membangun jembatan antara institusi akademik dan institusi penegak hukum dalam merumuskan strategi berbasis data untuk intervensi yang lebih tepat sasaran. Dalam diskusi tersebut, AKP Dewi Natalia mengungkapkan kondisi terkini terkait kasus pelecehan seksual di Kota Parepare. 


“Angka kasus pelecehan seksual cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Laporan yang kami terima bahkan mencakup korban dari kalangan anak usia dini dan terjadi di lingkungan sekolah,” jelasnya. 


Selain itu, kasus inses atau hubungan sedarah juga mulai muncul dan menjadi perhatian serius. Namun demikian, penanganan kasus ini kerap menghadapi tantangan, terutama dalam hal kesaksian korban, bukti yang minim, serta keterbatasan pendampingan terhadap anak penyandang disabilitas. Hal ini berdampak pada proses hukum, yang kadang tidak berjalan optimal.


Menanggapi hal tersebut, Nur Afiah, M.A. menyampaikan bahwa salah satu tujuan strategis PSGA adalah menghadirkan peran kampus dalam mendukung penanganan kekerasan berbasis gender melalui kajian ilmiah, pendampingan psikososial, serta edukasi bagi masyarakat dan pemangku kepentingan. 

“Kami ingin memperkuat peran PSGA sebagai mitra pemerintah dan kepolisian dalam menyediakan pendekatan berbasis bukti untuk pemulihan korban dan pencegahan kekerasan. Sasarannya bukan hanya korban, tetapi juga keluarga, sekolah, dan masyarakat,” terang Nur Afiah. 


AKP Dewi Natalia juga menyampaikan harapan agar kolaborasi ini melahirkan program pemberdayaan bagi korban dan rehabilitasi bagi pelaku, serta mendorong hadirnya tenaga ahli seperti psikolog dan konselor dalam proses pendampingan.


Sebagai tindak lanjut, PSGA IAIN Parepare berencana melakukan penelitian terapan, pelatihan pendampingan trauma, dan kampanye edukatif di sekolah-sekolah serta komunitas. Harapannya, kolaborasi ini dapat menekan angka kekerasan seksual dan menciptakan ekosistem yang lebih aman dan ramah anak di Kota Parepare.

di dalam Berita
Kapus Penelitian LP2M Kawal Roadmap Transformatif Prodi BKI 2025–2029